Denuvo, anak perusahaan Irdeto, berusaha meyakinkan gamer PC bahwa software anti-pembajakannya tidak berdampak negatif pada performa game PC.
Denuvo adalah perusahaan penyedia software perlindungan hak cipta digital (DRM, digital rights management) bagi game. Perusahaan ini banyak dikritik oleh komunitas gamer PC. Hal ini disebabkan karena banyak gamer PC menganggap game yang menjalankan software tersebut berperforma lebih buruk daripada jika software tersebut dihapus.
Beberapa game seperti Doom Eternal dan Resident Evil Village telah menghapus software DRM ini setelah rilis karena keluhan gamer PC terkait performa.
Selama bertahun-tahun, analisis performa seperti yang dilakukan oleh saluran YouTube Overlord Gaming, menemukan perbedaan performa yang signifikan antara game sebelum dan setelah software dihapus.
Namun, sumber lain seperti Ars Technica menemukan sedikit atau tidak ada perbedaan antara versi game dengan atau tanpa Denuvo, sehingga kebenarannya masih menjadi perdebatan.
Steeve Huin, COO Irdeto sebagaimana dikutip Game Spot, mengatakan bahwa tes yang dilakukan oleh publik kurang berguna dalam membuktikan realitas situasi ini. Gamer PC jarang melihat versi game yang sama dengan dan tanpa Denuvo berdampingan.
Untuk itu, Huin mengungkapkan bahwa pihaknya akan memberikan dua versi game yang identik kepada media, satu memakai perlindungan Denuvo dan satu tidak memakainya. Huin berharap tes independen oleh media akan membuktikan bahwa performa antara kedua versi akan “sebanding dan identik.” Sehingga reputasi perusahaannya di mata gamer PC akan membaik dan komunitas akan mulai melihatnya “tidak sebagai hal yang buruk.”
Meski mendapat berbagai kritik, Denuvo menegaskan bahwa layanan anti-tamper-nya tidak berefek signifikan pada performa game. Teknologi DRM dimaksudkan untuk “membuat industri menjadi lebih baik dan kuat” dengan memastikan pencipta game mendapatkan penghasilan dari karyanya.
Be the first to comment